Cara Menghitung RAB Bangunan
Sobat perlu secara teliti untuk mempertimbangkan dan menghitung biaya yang keluar dan masuk selama proses proyek konstruksi bangunan. Jangan sampai salah hitung karena Sobat kurang perhatian atau tidak memahami langkah perhitungan.
Langkah pertama dalam menghitung RAB adalah mengidentifikasi dan mengukur semua elemen bangunan yang akan dibangun atau direnovasi. Ini termasuk ruang-ruang yang akan dibuat, struktur, dinding, lantai, atap, pintu, jendela, dan instalasi seperti listrik, air, dan sanitasi. Pastikan Sobat memiliki gambar rencana bangunan yang jelas dan terperinci untuk mengukur dengan akurat.
Setelah mengidentifikasi elemen-elemen bangunan, langkah berikutnya adalah menentukan harga satuan untuk setiap elemen tersebut. Harga satuan adalah perkiraan biaya per satuan ukuran atau volume, misalnya biaya per meter persegi atau biaya per meter kubik. Sobat dapat menggunakan referensi harga yang tersedia di pasar atau berkonsultasi dengan para ahli dan pemasok material bangunan.
Dalam langkah ini, Sobat perlu mengalikan volume atau ukuran setiap elemen dengan harga satuan yang telah ditentukan untuk mendapatkan perkiraan biaya masing-masing elemen. Setelah itu, jumlahkan semua biaya elemen untuk mendapatkan total biaya konstruksi. Pastikan untuk menyertakan biaya material, tenaga kerja, peralatan, dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan proyek.
Selain biaya konstruksi, perlu juga memperhitungkan overhead dan keuntungan. Overhead mencakup biaya-biaya administratif dan operasional, seperti biaya kantor, listrik, dan peralatan. Keuntungan adalah persentase laba yang diinginkan dari total biaya konstruksi. Sobat dapat menetapkan overhead dan keuntungan sesuai dengan kebijakan perusahaan atau standar industri yang berlaku.
Dalam perencanaan RAB, sebaiknya Sobat juga menyertakan cadangan dan kontinjensi. Cadangan adalah alokasi tambahan yang disediakan untuk mengantisipasi perubahan biaya atau risiko yang mungkin timbul selama proyek. Kontinjensi adalah anggaran yang dialokasikan untuk menghadapi situasi tak terduga atau perubahan yang mungkin mempengaruhi biaya proyek.
Setelah melakukan perhitungan, sebaiknya Sobat menyusun laporan RAB yang jelas dan terstruktur. Laporan tersebut harus mencakup elemen-elemen bangunan, harga satuan, volume atau ukuran, perkiraan biaya, overhead, keuntungan, cadangan, kontinjensi, dan total biaya proyek. Laporan RAB ini akan menjadi acuan dalam mengatur anggaran dan melaksanakan proyek bangunan.
Itulah tadi penjelasan terkait cara menghitung RAB. Menghitung RAB bangunan merupakan langkah penting dalam perencanaan pembangunan atau renovasi. RAB yang baik akan membantu mengelola anggaran secara efisien dan mencegah terjadinya kekurangan dana di tengah-tengah proyek.
Dengan mengidentifikasi dan mengukur elemen-elemen bangunan, menentukan harga satuan, menghitung biaya, dan menyertakan overhead, keuntungan, cadangan, dan kontinjensi, Sobat dapat membuat perkiraan biaya yang akurat untuk proyek bangunan Sobat.
Khusus untuk Sobat yang ingin mahir menghitung RAB, Sobat dapat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Zamil Consulting. Sobat akan belajar membuat RAB mulai dasar bersama Ahlinya.
Ultimate Your Cost Estimation Skill With Zamil Consulting
Bagaimana cara menghitung RAB Bangunan? RAB atau Rencana Anggaran Biaya adalah hal penting yang harus kamu persiapkan ketika ingin membangun sebuah bangunan. Dengan RAB, kamu bisa memperkirakan berapa biaya yang perlu disiapkan untuk sebuah bangunan, agar nantinya tidak membengkak.
Pembuatan RAB juga dapat digunakan sebagai pedoman kontrol biaya dan memastikan bahwa dana yang telah disiapkan cukup dan digunakan sesuai tujuannya. Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas seputar RAB dan cara menghitung RAB bangunan yang tepat!
Jangan lupa kunjungi Brighton untuk mendapatkan update seputar properti terbaru di sekitar wilayahmu!
Baca Juga: Cara Menghitung Luas Bangunan dengan Metode Manual dan Otomatis
Volume Pekerjaan dan Satuan Unit
Komponen kedua yang harus kamu pertimbangkan adalah volume pekerjaannya. Setiap proyek pembangunan harus memiliki volume yang jelas, besar kecilnya volume pekerjaan akan mempengaruhi jumlah perkiraan biaya akhir.
Semakin besar volumenya, maka pekerjaan tersebut akan membutuhkan waktu pengerjaan yang lama, material yang lebih banyak, dan tentunya tenaga kerja lebih. Setiap bangunan yang akan dibangun harus memiliki ukuran yang jelas. Jadi, dalam pembuatan RAB kamu harus menghitung terlebih dahulu berapa luas bangunan tersebut dan berapa jumlah unitnya. Contoh, kamu adalah seorang developer perumahan yang akan mengembangkan kawasan hunian baru di kawasan padat penduduk Jakarta. Konsepnya adalah rumah minimalis dengan ukuran rumah 6x6 meter (36 meter persegi) sebanyak 20 unit.
Maka, volume pekerjaannya adalah sekitar 36 meter persegi x 20= 720 meter persegi (luas bangunan total). Volume inilah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perkiraan biaya lainnya.
Baca Juga: IPL Apartemen: Pengertian, Biaya, dan Cara Menghitungnya
Komponen ketiga yang mempengaruhi besar kecilnya RAB adalah material yang digunakan dalam proses konstruksi. Seluruh material yang digunakan harus dicantumkan secara rinci, tidak boleh ada satupun yang terlewat agar hasil perhitungannya lebih akurat. Selain volume dan jenis, karakteristik dari material tersebut juga harus dirincikan dengan jelas agar tidak ada kesalahan pembelian barang.
Baca Juga: Kenali 3 Jenis Pajak Jual Beli Rumah dan Cara Menghitungnya
Kamu juga perlu memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dalam proses konstruksi tersebut. Jangan lupa juga perkirakan upah hariannya untuk mempermudah estimasi upah total. Contoh, jika upah harian rata-ratanya sekitar Rp 100.000, jika kamu butuh 10 orang pekerja dengan total pengerjaan 4 bulan (120 hari).
Maka, upah tenaga kerja yang harus kamu bayarkan adalah: Rp 100.000 x 10 x 120 hari= Rp 120.000.000. Pastikan pekerja yang kamu hire kompeten sehingga hasilnya maksimal.
Baca Juga: Biaya BPHTB: Pengertian, Cara Menghitung, Objek, Syarat dan Cara Mengurus
Komponen terakhir dalam cara menghitung RAB adalah harga total. Merupakan akumulasi dari keseluruhan biaya diatas.
Ingin beli properti tapi belum menemukan unit properti yang kamu inginkan? Kunjungi Brighton ya untuk mendapatkan berbagai referensi properti siap huni dengan harga terbaik!
Komponen-Komponen dalam RAB
Sebelum mulai membahas seputar cara menghitung RAB, ada baiknya kamu mengetahui komponen-komponen RAB terlebih dahulu. Nah, berikut ini komponen RAB yang harus kamu ketahui:
Baca Juga: Rincian Biaya Pasang Keramik per Meter dan Cara Menghitungnya
Hitung Volume Pekerjaan
Pada tahapan ini, hitung volume pekerjaan untuk setiap item yang terdaftar.
Misalnya, menghitung volume beton untuk struktur, luas dinding, luas lantai, dan sebagainya.
Pastikan volume dihitung sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Susun Daftar Pekerjaan
Berikutnya, buat daftar pekerjaan yang perlu dilakukan, seperti pekerjaan pondasi, struktur, dinding, atap, lantai, hingga finishing.
Setelah itu, detailkan setiap pekerjaan menjadi sub-item.
Misalnya, pekerjaan pondasi bisa dipecah menjadi pengadaan batu kali, semen, pasir, dan tenaga kerja.
Contoh Penghitungan RAB
Sebagai contoh, kita akan menghitung RAB untuk membuat rumah tinggal sederhana dengan luas 100 m².
Perhitungan ini disajikan dalam bentuk tabel untuk lebih mudah dalam memahami alurnya:
Keseluruhan cara hitung RAB adalah proses yang kompleks namun sangat penting untuk kesuksesan sebuah proyek pembangunan.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, maka Anda dapat menyusun RAB yang akurat dan realistis!
Hal ini akan membantu dalam mengendalikan biaya, menghindari pembengkakan anggaran, dan memastikan proyek berjalan lancar.
Tapi, ingatlah juga untuk selalu memperbarui RAB seiring dengan perkembangan proyek ataupun kondisi pasar.
Sebagai penutup, kami di Sribu selalu menyediakan peluang untuk Anda yang tertarik bekerja sebagai freelancer online.
Jika tertarik mendaftar atau ingin mempelajari lebih lanjut, silakan kunjungi link berikut.
Akhir kata, semoga pembahasan ini bermanfaat & sampai jumpa di artikel selanjutnya.
(Jangan lupa subscribe ke Blog Sribu dan follow akun Instagram Sribu supaya tidak ketinggalan informasi menarik lainnya terkait dunia digital marketing, SEO, dan tren pasar terkini.)
Spesifikasi Pekerjaan
Seluruh spesifikasi pekerjaan yang akan dilakukan dalam proses pembangunan harus dicantumkan. Mulai dari awal hingga akhir, karena ini akan sangat mempengaruhi total biaya akhir yang dibutuhkan. Pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud meliputi: pembersihan lahan jadi lahan siap bangun, penggalian, pengerukan, pembuatan pondasi, pengecoran, dan berbagai pengerjaan bangunan lainnya harus dicantumkan secara lengkap.
Baca Juga: Tips Mudah! Cara Menghitung Luas Tanah yang Akurat dan Tepat
Susun & Gabungkan Total Biaya
Pada tahapan ini, Anda perlu menjumlahkan semua biaya dari setiap jenis pekerjaan dan biaya tambahan lain untuk mendapatkan total biaya proyek.
Pastikan juga untuk melakukan analisis ulang untuk memastikan tidak ada item yang terlewat dan semua biaya sudah dihitung dengan benar.
Pada tahap ini, lakukan review secara keseluruhan untuk memastikan keakuratan dan kelengkapan data yang sudah Anda susun.
Buat dokumentasi lengkap dari RAB yang mencakup rincian biaya, volume pekerjaan, dan spesifikasi teknis.
Setelah selesai, RAB bisa diajukan kepada pemilik proyek untuk persetujuan atau digunakan sebagai acuan selama proyek berlangsung.
Metode Analisa Harga Satuan
Dalam cara menghitung RAB bangunan satu ini, pastikan kamu sudah punya gambar bangunan yang akan dibangun, buat rincian material dan harganya, upah tenaga kerja, dan volume pekerjaan. Kemudian, masing-masing item dihitung berdasarkan harga satuan dan dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya akhir. Dibandingkan dengan metode per meter persegi, metode ini lebih detail dan rinci sehingga hasilnya juga lebih akurat.
Contoh: Tuan B ingin memasang lantai keramik seluas 36 meter persegi. Tuan B menggunakan keramik putih standar polos berukuran 40x40 dengan harga Rp 40.000 per dus. Waktu pengerjaannya adalah 2 hari dengan 3 tukang @Rp 100.000. Biaya material lainnya, berupa semen pasir dan sejenisnya adalah Rp 300.000.
Total biaya pemasangan keramik:
36 m2 x Rp 40.000= Rp 1.440.000
2 x 3 x Rp 100.000= Rp 600.000
Biaya lain-lain= Rp 300.000
Total biaya: Rp 2.340.000
Itu hanya estimasi biaya untuk pemasangan keramik saja. Belum termasuk biaya lain-lain, seperti pemasangan atap, pengecoran, finishing dan sejenisnya.
Nah, itulah cara menghitung RAB bangunan yang bisa kamu jadikan referensi. Butuh properti untuk investasi atau tempat tinggal? Kunjungi Brighton di website resminya ya. Di Brighton News, kamu juga bisa dapat update seputar perkembangan dunia properti lho!
Sekian informasi yang dapat brighton berikan. Ikuti terus artikel lainnya, semoga bermanfaat.
RAB dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari tipe bangunan yang akan dibangun, namun secara garis besar RAB bangunan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
RAB bangunan umum digunakan untuk menghitung anggaran, seperti pengadaan alat baru, perluasan tempat usaha, ataupun meningkatkan kapasitas mesin produksi. Bisa dibilang, RAB bangunan umum ini berfungsi untuk pengadaan barang.
Cara Menghitung RAB Bangunan
Metode perhitungan RAB dibagi menjadi 2 jenis, diantaranya adalah:
Pertama adalah menggunakan sistem per meter persegi. Sistem ini cukup banyak digunakan karena kemudahan perhitungannya. Dalam sistem ini, kamu harus mengetahui estimasi biaya pembangunan per meter perseginya kemudian mengalikannya dengan volume pekerjaan.
Contoh: Tuan A membangun sebuah hunian sederhana berukuran 6x6 meter. Estimasi biaya pembangunan per meter perseginya adalah Rp 3.000.000. Maka, cara menghitung RAB bangunan Tuan A adalah: Rp 3.000.000 x 36 m2= Rp 108.000.000.
Baca Juga: Ini Cara Menghitung Biaya Renovasi Rumah yang Benar