Langkah 2. Hitung Nilai Aset Rata-Rata untuk Tahun Ini

Langkah selanjutnya akan menghitung nilai aset rata-rata Anda untuk tahun tersebut. Lakukan ini dengan menjalankan neraca tertanggal 1 Januari 2021, dan kemudian menjalankan neraca kedua tertanggal 31 Desember 2021. Jika Anda membuat pembukuan secara manual, Anda harus mengakses kedua saldo dari buku besar Anda.

Setelah Anda memiliki saldo, cukup tambahkan dan bagi dua untuk menghitung nilai aset rata-rata Anda untuk tahun tersebut.

Misalnya, jika total aset Anda pada 1 Januari adalah 44.000.000 dan total akhir pada tanggal 31 Desember adalah 51.750.000, Anda akan menjumlahkannya dan kemudian membaginya dengan dua.

(44.000.000 + 51.750.000) : 2 = 47.875.000

Dengan melakukan perhitungan ini, Anda dapat melihat bahwa rata-rata total aset Anda untuk tahun 2019 adalah 47.875.000.

Bagaimana jika total asset turnover tinggi?

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi yang baik dalam penggunaan aset perusahaan.

Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan hanya sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.

Informasi yang Diperoleh dari Angka Rasio Perputaran Aset

Lantas, informasi apa yang diperoleh dari angka asset turnover ratio ini? Bagaimana cara mengartikan angka yang dihasilkan dari perhitungannya?

Seperti telah disebutkan sebelumnya, semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin baik pula kinerja perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan menggunakan asetnya dalam periode waktu tertentu.

Dimana umumnya, perusahaan menggunakan periode tahunan agar lebih mudah memantau dan menelaah.

Hasil dari rasio perputaran aset tidak bisa diartikan sama untuk semua sektor industri. Dimana biasanya, sektor industri retail dan consumer memiliki nilai perputaran aset yang relatif tinggi karena angka penjualannya yang besar namun aset yang dimilikinya tidak begitu banyak.

Berbanding terbalik dengan sektor industri seperti utilities dan real estate yang biasanya memiliki nilai perputaran aset lebih rendah karena asetnya yang banyak namun penjualannya lebih sedikit.

Angka rasio perputaran aset juga mempermudah investor untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan aset secara efisien atau tidak.

Investor dapat menggunakan nilai ini untuk membandingkannya dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama guna mengetahui performa perusahaan.

Investor pun akan mengetahui kelemahan perusahaan dan di poin mana perusahaan tidak mampu memanfaatkan asetnya. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perusahaan dalam memperbaiki performanya di tahun berikutnya.

Baca juga: Rasio Profitabilitas: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Cara Penghitungannya

Definisi Asset Turnover Ratio

Perputaran total aset atau asset turnover merupakan salah satu bagian dari rasio aktivitas. Rasio aktivitas sendiri digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Selain perputaran total aset, yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran modal kerja, dan perputaran aset tetap.

Lalu, apa itu total asset turnover? Pada dasarnya, total asset turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang bisa dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset perusahaan.

Singkatnya, asset turnover ratio atau perputaran total aset adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimilikinya.

Baca Juga: Revaluasi Aset Bagi Perusahaan: Manfaat dan Fungsi

Apa Perbedaan Trader Aktif Dengan Trader Pasif?

Dalam dunia trading, ada dua pendekatan utama yang dapat diambil oleh seorang trader, yaitu trader aktif dan trader pasif. Kedua pendekatan ini memiliki filosofi, karakteristik, dan implikasi yang berbeda. Memahami perbedaan antara trader aktif dan...

Asset turnover ratio dapat menjadi cara terbaik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset dalam menghasilkan penjualan.

Dalam meningkatkan pertumbuhan suatu bisnis atau perusahaan, biasanya operasional akan tergantung dengan modal kerja.

Selain arus kas yang perlu dikendalikan dan dioptimalkan, salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian khusus yaitu seluruh pemanfaatan aset yang terus berputar untuk menghasilkan pendapatan dan menutupi biaya operasional.

Dengan memahami bagaimana mengukur perputaran aset dan mendapatkan gambaran secara lebih luas, simak penjelasan mengenai asset turnover ratio berikut.

Anda dapat Menggunakan ATR dalam Berbagai Cara

Rasio pemanfaatan aset seperti rasio perputaran aset dapat memberikan banyak informasi tentang bisnis Anda. Jika hasil ATR Anda kurang memuaskan, ada beberapa cara untuk meningkatkannya, seperti menambahkan lini produk atau layanan baru ke bisnis Anda, yang dapat membantu meningkatkan penjualan.

Anda juga dapat mempertimbangkan jenis inventaris dan aset yang saat ini Anda bawa di pembukuan dan melihat apakah ada cara untuk memanfaatkannya dengan lebih baik, atau bahkan membuangnya.

Ketika dihitung selama beberapa tahun, rasio perputaran aset rata-rata Anda dapat membantu menentukan tren efisiensi bisnis dan menemukan area masalah sebelum menjadi masalah besar.

Bagaimanapun Anda menggunakan rasio perputaran aset untuk bisnis Anda, menghitung metrik berharga ini penting untuk mengoptimalkan kinerja bisnis.

Baca juga: Pengertian Current Ratio, Rumus, dan Contohnya Pada Sebuah Bisnis

Contoh Perhitungan Asset Turnover Ratio

PT Maju Jaya memiliki pendapatan bersih sebesar Rp500 miliar pada tahun 2023. Total aset perusahaan pada awal tahun adalah Rp1.000 miliar, dan pada akhir tahun menjadi Rp1.200 miliar.

Rata-rata total aset = (Rp1.000 miliar + Rp1.200 miliar) / 2 = Rp1.100 miliar

ATR = Rp500 miliar / Rp1.100 miliar = 0,45

Artinya, setiap Rp1 aset yang dimiliki PT Maju Jaya mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp0,45 pada tahun 2023.

Nilai asset turnover ratio dapat bervariasi antar industri. Oleh karena itu, penting untuk membandingkan ATR perusahaan dengan rata-rata industri atau perusahaan pesaing untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.

ATR Tinggi: Menunjukkan bahwa perusahaan sangat efisien dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan memiliki manajemen aset yang baik dan mampu menghasilkan penjualan yang tinggi dengan investasi aset yang relatif rendah.

ATR Rendah: Menandakan bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan asetnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelebihan kapasitas produksi, manajemen persediaan yang buruk, atau piutang tak tertagih yang tinggi.

Mungkin sebagian kamu sudah pernah mendengar dan tidak begitu asing dengan Asset Turnover Ratio. Ya, istilah ini digunakan kalau kita berbicara tentang segala hal yang berhubungan dengan investasi. Tapi tenang, buat kamu yang masih belum begitu paham tentang Asset Turnover Ratio, kita akan pelajari dulu sebelum masuk ke perhitungannya.

Apa itu Asset Turnover Ratio?

Asset Turnover Ratio membicarakan tentang ketergantungan antara jumlah penjualan atau pendapatan sebuah perusahaan terhadap nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan Asset Turnover Ratio ini akan sangat berguna untuk menjadi indikator nilai sebuah aset yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan perusahaan. Seberapa berpengaruhnya aset sebuah perusahaan terhadap pendapatan atau revenue yang dihasilkannya.

Kita bisa menyimpulkan bahwa semakin tinggi nilai dari Asset Turnover Ratio, maka akan semakin efisien pula perusahaan tersebut dalam memanfaatkan aset – aset yang dimilikinya. Untuk kamu yang sebelumnya pernah mendengar ada aset bergerak dan tidak, aset yang menghasilkan dan tidak, nah inilah parameter atau indikator yang digunakan untuk menentukannya.

Sebuah perusahaan boleh memiliki banyak aset namun banyaknya aset tersebut belum tentu bermanfaat dan memberikan nilai yang berarti. Perusahaan yang memiliki banyak aset melimpah namun tidak bernilai akan kalah dengan perusahaan lain yang memiliki aset sedikit namun bermanfaat dan menjadi revenue atau pemasukan bagi perusahaannya.

Sebaliknya, jika angka Asset Turnover Ratio yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut kecil, maka perusahaan dinilai tidak efisien dan tidak baik dalam memanfaatkan harta dan aset yang dimilikinya dalam hubungannya dengan pemasukan perusahaan.

Bagaimana cara menghitung Asset Turnover Ratio?

Rumus atau formula untuk menentukan Asset Turnover Ratio sebenarnya sederhana. Pertama kamu harus mengetahui total aset yang kamu punya. Ini tentu harus ada parameter periodenya, misalnya saja 1 tahun. Kamu harus tahu dulu aset awal dan asset akhirnya dalam periode tersebut. Nilainya dijumlahkan kemudian dibagi 2. Kedua, kamu harus tahu total penjualan yang kamu peroleh dalam kurun waktu yang telah kamu tentukan tersebut. Terakhir, kamu hanya perlu membagi total penjualan dengan hasil akhir aset kamu tadi. Dan hasilnya adalah Asset Turnover Ratio yang bisa kamu jadikan parameter seberapa bergunanya aset kamu terhadap penjualan atau pemasukan perusahaan.

Jadi ada 4 variabel yang menjadi poin utama dalam perhitungan Asset Turnover Ratio. Total aset awal, total aset akhir, rata – rata total aset, dan revenue.

Apa informasi yang kamu peroleh dari angka Asset Turnover Ratio?

Diawal kita tahu bahwa Asset Turnover Ratio memberitahu kita seberapa bergunanya aset yang kita miliki terhadap penjualan. Namun bagaimana kita mengartikannya? Apa saja informasi yang bisa kita peroleh dari angka ini?

Asset Turnover Ratio bisa kita hitung dalam periode tertentu sesuai dengan kebutuhan data kita. Namun, biasanya perusahaan menghitungnya dalam periode tahunan agar mudah untuk dipantau dan ditelaah.

Asset Turnover Ratio juga tidak bisa diartikan sama untuk berbagai sektor industri. Misalnya saja untuk sektor industri retail dan consumer, nilai Asset Turnover Ratio biasanya cenderung relatif tinggi karena angka penjualan besar sementara aset yang dimiliki tidak begitu banyak. Sebaliknya untuk sektor industri seperti utilities dan real estate biasanya akan memiliki Asset Turnover Ratio yang rendah karena asetnya banyak dan penjualannya tidak sebanding atau lebih sedikit.

Oleh karena itu, kita juga harus tahu konteksnya sebelum mulai menghitung Asset Turnover Ratio dan membandingkannya dengan industri sektor lain. Contohnya saja, kita tidak bisa membandingkan Asset Turnover Ratio perusahaan retail dengan telekomunikasi, karena tidak apple to apple. Perbandingan hanya akan memberikan informasi yang valid jika yang kita bandingkan berada di kategori sektor industri yang sama.

Asset Turnover Ratio mempermudah investor untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan aset secara efisien. Investor juga dapat menggunakan nilai ini untuk membandingkannya dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama demi mengetahui performa perusahaan. Investor juga bisa mengetahui kelemahan perusahaan. Di poin mana perusahaan tidak mampu untuk memanfaatkan asetnya. Ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki performa perusahaan tahun depan.

Apakah investor hanya tertarik dengan Asset Turnover Ratio?

Banyak investor ternyata tidak hanya menginginkan angka Asset Turnover Ratio, namun mereka butuh lebih dari itu. Para investor ingin mengetahui seberapa cepat sebuah perusahaan mampu menghasilkan pemasukan atau revenue dari hasil penjualan menggunakan aset yang mereka miliki. Untuk mengetahui informasi ini, dibutuhkan ROE (Return of Equity). Perhitungannya menggunakan komponen penting dari analisis DuPont yang banyak digunakan pada tahun 1920 oleh DuPont Corporation. Rumusnya juga tidak sulit. Kamu hanya harus menggabungkan perhitungan untuk profit margin, asset turnover, dan financial leverage.

ROE = ( Net IncomeRevenue ) x ( RevenueAverage Assets ) x ( Average AssetsAverage Equity )

Assets Turnover Ratio vs Fixed Asset Turnover

Jika Assets Turnover Ratio digunakan untuk mengukur seberapa berpengaruh dan efisien penggunaan aset terhadap penjualan atau revenue, maka Fixed Asset Turnover digunakan untuk mengetahui performa yang sifatnya lebih operasional. Rasio ini akan membandingkan antara penjualan bersih dengan total aset tetap dan mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersih dari investasi aset tetap seperti properti, penanaman modal, atau PP&E. Ketika nilai fixed Asset Turnover Ratio justru lebih tinggi maka kita dapat menyimpulkan bahwa perusahaan mampu menggunakan investasi aset tetap dengan efisien dan baik untuk menghasilkan revenue.

Apakah Asset Turnover Ratio memiliki limit?

Ya. Ketika Asset Turnover Ratio harus digunakan untuk membandingkan aset atau saham yang mirip, perbandingan ini tidak memberikan rincian yang detail yang akan berguna untuk menganalisa perkembangan saham. Suatu perusahaan bisa saja memiliki nilai Asset Turnover Ratio yang berbeda drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Investor harus memeriksa tren pasar juga untuk mengetahui apakah nilai Asset Turnover Ratio mengartikan apakah penggunaan aset meningkat atau malah menurun.

Asset Turnover suatu perusahaan biasa saja menurun saat perusahaan membeli sejumlah aset yang nilainya lebih besar pada kurun waktu tertentu selama satu tahun. Sebaliknya, nilai Asset Turnover Ratio juga bisa saja naik ketika perusahaan ternyata menjual sejumlah aset. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi nilai Asset Turnover Ratio sebuah perusahaan selama kurun waktu kurang dari 1 tahun.

Bagaimana teman-teman calon investor? Sudah mengerti dan paham tentang perhitungan Asset Turnover Ratio? Meskipun bukan satu-satunya perhitungan yang bisa menjadi parameter kita menilai sebuah penanaman modal dan saham di sebuah perusahaan, namun mengetahui dan paham tentang Asset Turnover Ratio juga menjadi hal yang penting. Kita bisa menggunakan nilai ini bersamaan dengan rasio-rasio pembanding lainnya untuk membantu kita mengetahui performa perusahaan dimana kita menanam saham atau modal.

Buat kamu yang ternyata merupakan pemilik perusahaan juga bisa menjadikan nilai ini sebagai parameter pencapaian atau alert dan warning bagi kamu guna terus memperbaiki performa dan efisiensi kinerja perusahaan.

Demikianlah artikel tentang cara menghitung asset turnover ratio, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

Dalam menjalankan operasional bisnisnya perusahaan memiliki aset-aset yang akan digunakan dalam perusahaan memperoleh pendapatan dalam penjualannya. Dengan demikian maka dengan aset yang ada perusahaan berusaha mendapatkan penjualan sebanyak-banyaknya. Makin banyak pendapatan diperoleh maka kinerja keuangan akan semakin baik. Perbandingan net sales dengan rata-rata aset inilah yang disebut dengan total asset turnover ratio.

Makin tinggi nilai total asset turnover atau rasio perputaran aset ini maka berarti penggunaan aset sangat baik. Dengan demikian maka makin tinggi total asset turnover ratio maka kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik.

Cara Hitung Total Asset Turnover

Kamu dapat menghitung total asset turnover dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Total asset turnover = Pendapatan bersih / Rata-rata total aset

Misalkan Pendapatan Bersih ABC Company dalam setahun adalah $1.000.000 dan Total Asetnya adalah $500.000.000.

Total Asset Turnover = $1.000.000 / $500.000.000

Total Asset Turnover = 0,002

Dalam contoh ini, Total Asset Turnover ABC Company adalah 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan $0,002 pendapatan untuk setiap $1 aset yang dimiliki.

Perlu dipahami bahwa setiap industri memiliki standar nilai total asset turnover yang berbeda-beda. Nilai perputaran total asetnya untuk menghasilkan sebuah perusahaan diharapi mendekati atau sama dengan nilai standar industrinya.

Bila deviasi nilai total asset turnover suatu perusahaan terlalu jauh dari standar industrinya, maka investor harus menganalisanya terlebih dahulu sebelum meletakkan dananya pada perusahaan tersebut.

Selain berinvestasi pada saham, kamu juga bisa menggunakan forex sebagai instrumen investasi. Percayakan pada broker forex terpercaya seperti HSB. Di sini, kamu bisa membuat akun demo untuk melatih pengetahuan. Kamu juga bisa langsung terjun dengan akun live yang mudah untuk di buat.

Selain itu, HSB menjamin tidak ada kecurangan sistem karena menyediakan fasilitas CITRA, sehingga investor dapat melihat setiap transaksi mereka secara langsung. HSB dikembangkan dengan menyesuaikan keuntungan nasabah, sehingga kamu bisa menikmati penawaran komisi trading terendah dengan service yang terbaik. Tunggu apalagi, download aplikasinya dan registrasikan akun tradingmu sekarang juga!

Berapa Nilai Asset Turnover Ratio yang Baik?

Penting untuk dicatat bahwa perbandingan rasio perputaran aset hanya berguna untuk mengevaluasi perusahaan di sektor atau industri yang sama. Tidak ada angka tertentu yang merupakan rasio baik atau buruk. Rasio dapat sangat bervariasi dari satu sektor ke sektor lainnya.

Beberapa sektor, seperti ritel dan kebutuhan pokok konsumen, cenderung memiliki basis aset yang lebih kecil dengan volume penjualan yang tinggi, sehingga menghasilkan rasio yang lebih tinggi karena mereka perlu mengganti persediaan mereka pada tingkat yang tinggi setiap tahun.

Sebaliknya, perusahaan telekomunikasi dan utilitas memiliki basis aset besar yang perputarannya lebih lambat dibandingkan volume penjualan mereka.

Jadi, membandingkan rasio perputaran aset antara perusahaan ritel dan perusahaan telekomunikasi tidak akan berarti. Namun, melihat rasio dua perusahaan telekomunikasi akan menjadi perbandingan yang produktif.

Perusahaan industri jasa, seperti perusahaan jasa keuangan, biasanya memiliki basis aset yang lebih kecil atau ketergantungan yang lebih besar pada aset tidak berwujud, membuat rasio tersebut kurang bermakna sebagai alat perbandingan.

Penting: Rasio perputaran aset hanya boleh digunakan untuk membandingkan perusahaan serupa dalam industri atau sektor yang sama.

Baca juga: Operating Profit Margin Adalah: Rumus, Contoh Kasus, Analisis, dll